Rabu, 20 Oktober 2021

Aksi nyata – Pengelolaan program yang berdampak pada murid

Aksi nyata – Pengelolaan program yang berdampak pada murid

Ali Usman, CGP Angkatan 2, Kabupaten Brebes

 

 

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

 dan Santunan Anak Yatim

 


Deskripsi aksi nyata

Latar belakang

Momentum bulan Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah merupakan saat yang tepat untuk mengenalkan kepada murid tentang sejarah dan keteladanan Nabi Muhammad SAW. Berbagai cara dapat dilakukan, diantaranya adalah dengan pembacaan sejarah Nabi Muhammad SAW yang terangkum dalam bacaan kitab Maulid Al-Barzanji melalui pengkajian oleh orang yang kompeten. Untuk keperluan ini, SDN Rengaspendawa 02 menghadirkan tokoh masyarakat setempat yang merupakan dai sekaligus salah satu pengurus Aswaja Center Kabupaten Brebes.

Sejarah Nabi Muhamamd SAW perlu dikenalkan kepada murid sejak dini, dalam rangka menumbuhkan keyakinan pada sosok teladan dan panutan umat yang memiliki akhlak yang mulia. Apalagi kecendurang sekarang ini, orang-orang telah banyak yang keliru dalam menjadikan sosok idola. Yang tak jarang, karena kekeliruannya dalam memilih idola itu, banyak yang terjerumus dalam perilaku yang bertolak belakang dengan ajaran agama. 

Oleh karena itu, peringatan maulid Nabi Muhammad SAW merupakan bagian dari pendidikan karakter. Apalagi, dalam kegiatan ini juga anak dilibatkan langsung dalam mengisi acara, mulai dari pembacaan Ayat Alquran, pembacaan shalawat, dan pembacaan kitab maulid Albarzanji yang juga menyertakan wali murid.

 

Apa yang dilakukan pada aksi nyata, berikut alasan mengapa melakukan aksi tersebut?

Program yang dilakukan adalah pendidikan karakter melalui ceramah keagamaan dalam tajuk Tabligh Akbar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan memanfaatkan aset modal manusia yang ada di sekitar sekolah, yakni wali murid dan tokoh masyarakat.

Disamping itu, dalam kegiatan ini juga menyertakan santunan untuk murid yatim. Dana yang digunakan diperoleh dari kontribusi guru yang dikumpulkan selama satu tahun. Hal ini menjadi pembelajaran bagi murid untuk memiliki sikap kasih sayang kepada sesama. 

 

Hasil dari aksi nyata yang dilakukan

Adapun yang dihasilkan dari aksi nyata ini adalah terbinanya hubungan baik antara sekolah dengan wali murid dan tokoh masyarakat. Sehingga dalam kedepannya antara sekolah dan masyarakat sekitarnya dapat menghasilkan program-program susulan yang memiliki dampak lebih luas kepada murid.

Dari sisi murid, hasil dari aksi nyata ini adalah pembelajaran karakter. Pada kegiatan ini murid secara aktif mendengarkan dan menyimak serta meresume materi yang disampaikan oleh nara sumber. Murid juga diharapkan mampu mengimplementasikan pengetahuan yang didapatnya dalam praktek pergaulan di sekolah dan di rumah.

 

Perasaan (feelings)

Perasaan ketika atau setelah menjalankan aksi nyata

Perasaan saya sangat senang. Karena pada dua tahun sebelumnya sekolah kami tidak dapat menyelenggarakan kegiatan ini. Sedangkan pada tahun ini kami dapat melaksanakannya kembali, dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya.

 

Pembelajaran (findings)

Pembelajaran yang didapatkan dari pelaksanaan keseluruhan aksi baik dari kegagalan maupun keberhasilan)

Pelaksanaan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kalo pada tahun sebelumnya, kegiatan dihandel oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sedangkan pada pengalaman tahun ini, kegiatan dapat dilaksanakan dengan melibatkan banyak pihak. Guru sebagai pengarah, murid dan wali murid sebagai pengisi acara, serta tokoh masyarakat sebagai nara sumber.

  

Penerapan kedepan (future)

Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang

Dari pengalaman kegiatan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW pda tahun ini, maka untuk kegiatan serupa pada masa mendatang perlu persiapan yang lebih matang. Utamanya pada peran murid sebagai pengisi acara agar lebih memiliki kesiapan yang lebih matang, sehingga dapat lebih baik dalam membawakan acara.

Tata ruang juga perlu diatur sedemikian rupa sehingga dapat mencegah murid untuk bermain-main dan bergurau sehingga dapat lebih fokus dalam mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

 

Lampiran foto-foto kegiatan pelaksanaan program

 



Sabtu, 24 Juli 2021

Membangun Budaya Positif Melalui Kegiatan Literasi

 

A.    Latar belakang. 

Budaya positif merupakan sebuah keadaan yang terus menerus dan konsisten yang bernilai baik dan positif. Budaya positif dapat ditampakkan pada keseharian murid, guru, seluruh warga sekolah yang sepakat dengan aturan-aturan maupun nilai-nilai yang hendak dikembangkan. Hal itu dapat dimulai dari yang terkecil, yaitu kesepakatan kelas.

Kesepakatan kelas menjadi hal yang penting untuk dimulai lebih dulu, karena hal ini berhubungan langsung dengan murid. Di sekolah murid akan seperti apa dan bagaimana itu tergantung dari kali pertama murid membuat kesepakatan di kelas bersama gurunya. Kesepakatan kelas dibuat untuk mangakomodasi kepentingan dan kebutuhan belajar murid, yang mampu memproyeksikan sebuah gambaran ideal dari kegiatan belajar yang dilaksanakan.

Salah satu butir kesepakatan kelas yang disusun bersama murid SD Negeri Rengaspendawa 02 adalah adanya kegiatan literasi sekolah. Literasi sekolah merupakan sebuah kebutuhan yang dapat menjadi budaya yang positif bagi murid sekolah, terlebih sekolah dasar. Literasi menjadi hal yang penting karena menjadi pintu bagi masuknya ilmu dan pengetahuan apapun. Dengan begitu murid terbiasa bersentuhan langsung dengan sumber ilmu.

Sebelum pandemi covid-19 kegiatan literasi di SD Negeri Rengaspendawa 02 berpusat di perpustakaan sekolah. Sedangkan pada saat pandemi saat sekarang ini, kegiatan literasi tidak dapat sepenuhnya dilaksanakan di sekolah. Sehingga perlu kreativitas guru dalam merealisasikannya. Kreativitas tersebut dituangkan dalam aksi nyata calon guru penggerak seperti yang terurai pada artikel ini.

 

B.    Deskripsi Aksi Nyata.

Kegiatan literasi sekolah sebagai bagian dari kesepakatan kelas dalam membangun budaya positif murid SD Negeri Rengaspendawa 02 dilaksanakan di rumah murid bersama dengan orang tua murid. Ada dua opsi dalam pelaksanaannya, yaitu membaca buku yang diperoleh dari meminjam buku di perpustakaan sekolah dan membaca buku yang sumbernya dari internet berupa e-book, pdf, dan sebagainya.

Untuk kegiatan literasi dengan opsi pertama, guru terlebih dahulu membuat jadwal kunjungan perpustakaan dan dishare di WA group. Kunjungan ke perpustakaan dilakukan dengan tujuan hanya untuk meminjam dan atau mengembalikan buku perpustakaan. Sedangkan untuk aktivitas membaca bukunya dilakukan di rumah dan dapat dilakukan setiap saat.

Sedangkan untuk opsi yang kedua, guru memberikan keleluasaan kepada murid untuk mengakses sumber bacaan melalui internet. Meskipun demikian, untuk mempermudah murid dalam mencari sumber bacaan, guru membagikan beberapa link kepada murid melalui WA group. Selanjutnya murid diminta untuk mengakses link tersebut, memilih sumber bacaan yang disukainya, dan mengunduhnya.

Sebagai produk dari kegiatan tersebut, murid diminta untuk membuat resume dan atau menceritakan kembali secara lisan atas buku yang dibacanya. Produk dari keduanya difoto/direkam lalu dishare di WA group sebagai bukti melaksanakan kegiatan.

 

C.    Hasil dari Aksi Nyata.

Produk dari aksi nyata terkait dengan kegiatan literasi ini adalah adanya jadwal kunjungan perpustakaan dengan ketentuan satu hari satu kelas. Hari Senin untuk kelas 1, Selasa untuk kelas 2, Rabu untuk kelas 3, Kamis untuk kelas 4, Jumat untuk kelas 5, dan Sabtu untuk kelas 6. Kunjungan tersebut hanya untuk keperluan mengembalikan dan atau meminjam buku saja.

Program Wajib Baca Satu Minggu Satu Buku menjadi tindak lanjut dari penjadwalan diatas. Setiap murid berkewajiban membaca buku, baik buku perpustakaan maupun berupa buku digital yang didapat melalui internet.

Dari pengalaman yang dilaksanakan sebagaimana tersebut diatas, kegiatan literasi memiliki banyak manfaat yang dihasilkan. Beberapa diantaranya yang sangat mendasar adalah dapat meningkatkan kemampuan murid dalam membaca dan menulis, utamanya adalah untuk anak kelas bawah, yaitu yang berada di kelas 1, 2, dan 3 Sekolah Dasar. Sedangkan untuk kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6), kegiatan literasi dapat memperkaya kosa kata dan menambah wawasan.


D.   Pembelajaran yang didapat.

Jadwal kunjungan ke perpustakaan tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan oleh murid. Hal ini dipengaruhi oleh tidak adanya kewajiban anak berangkat ke sekolah pada masa pandemi covid-19. Di samping itu juga, masih banyak murid yang belum dapat menggunakan handphone untuk internet pada fungsi jelajah dan unduh. 

Oleh karena itu, sebagai rencana perbaikan kedepan terkait dengan minimnya pengetahuan murid tentang internet, saya akan lebih banyak membagikan e-book dalam bentuk file pdf. Sehingga murid tinggal buka filenya dan baca. Murid yang tidak dapat ke perpustakaan pun dapat dengan mudah mengaksesnya dari rumah melalui handpone.

Hal ini penting dilakukan, karena kegiatan literasi bagi murid mutlak diperlukan. Murid tidak cukup belajar hanya dengan guru. Tetapi murid juga perlu belajar secara mandiri untuk meningkatkan kemampuannya, yang diantaranya adalah melalui kegiatan (budaya) membaca/literasi.

 

E.    Dokumentasi proses dan hasil.

Gambar 1

Bersama dengan murid menyusun Kesepakatan Kelas

Gambar 2

Kegiatan Literasi di rumah (membaca buku dan meringkas isi bacaan)

sebagai bentuk pelaksanaan Kesepakatan Kelas dalam Membangun Budaya Positif

Jumat, 02 Juli 2021

Menggiatkan Literasi Terbimbing

 

AKSI NYATA

 

Menggiatkan Literasi Terbimbing

Di Masa Pandemi

 

A.    Latar belakang.

Kegiatan literasi merupakan kegiatan yang sejalan dengan gerak laju pendidikan sekolah. Bahkan kegiatan literasi sudah seharusnya membudaya di kalangan guru dan murid. Pemerintah melalui kemendikbud telah melakukan terobosan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajar sepanjang hayat, dengan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah di Masa Pandemi Covid-19.

Salah satu tujuan gerakan literasi sekolah adalah untuk menumbuhkan minat dan keterampilan baca pada murid serta diharapkan mampu memperkuat pertumbuhan budi pekerti. Dengan seringnya membaca, seorang murid akan terbiasa mengenal nilai-nilai yang terkandung dalam bacaan, untuk selanjutnya dapat mempengaruhi karakter murid.

Program besar dari kegiatan literasi ini adalah memaksimalkan keberadaan perpustakaan sekolah sebagai aset terbesar dalam menyumbangkan budaya literasi di sekolah. Namun, sehubungan dengan masa pandemi, maka kegiatan literasi ini menyasar pada aktivitas literasi murid di rumah melalui bimbingan dan peran serta orang tua.

Kegiatan literasi sangat penting bagi murid sekolah, apalagi sekolah dasar. Dengan kompetensi literasi, mereka akan mampu mengusai ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan nilai-nilai kearifan lokal dan global. Maka dari itu, walaupun anak-anak belajar dari rumah, literasi harus tetap digiatkan.

 

B.    Deskripsi Aksi Nyata.

Guru memberikan tugas kepada murid melalui WhatsApp. Tugas yang diberikan berupa membaca buku yang ditentukan oleh guru. Tahapan yang dilakukan murid adalah: 1) Murid membaca teks bacaan pada buku cetak. 2) Murid menyalin (menuliskan kembali) atau meresume teks bacaan tadi ke dalam buku tulis. 3) Setelah selesai ditulis, murid membacakannya kembali dari yang ditulisnya di buku tulis.

Ketiga tahapan literasi ini memberikan penguatan ingatan pada murid atas materi yang dibacanya. Karena dilakukan secara berulang dengan konten yang sama.

 

C.    Hasil Dari Aksi Nyata Yang Dilakukan.

Pemberian tugas literasi oleh guru melalui WA dapat direspon positif oleh orang tua murid. Orang tua murid memberian pendampingan kepada putra-putrinya dalam kegiatan literasi di rumahnya.

Sebagai umpan balik, setelah kegiatan literasi selesai, orang tua/murid mengirimkan dokumentasi kegiatan kepada guru yang memberi tugas.

  

D.   Pembelajaran dan Rencana Perbaikan.

Kegiatan literasi bagaimana pun teknisnya dapat memberi manfaat pada murid. Kegiatan literasi yang dilakukan di masa pandemi ini membuka jalan bagi paradigma pendidikan sepanjang hayat. Belajar dapat dilakukan kapan pun, dimana pun, dengan siapa pun.

Untuk program literasi kedepan, saya merencanakan untuk memaksimalkan peran perpustakaan sekolah. Sehingga keberadaan perpustakaan sekolah benar-benar menjadi kekuatan sekolah dalam memberikan perubahan pada ketercapaian belajar murid di sekolah.

Beberapa hal yang akan dilakukan ke depan adalah:

1) Membuat jadwal pengunjung perpustakaan.

2) Membuat pojok baca.

3) Mencanangkan program wajib baca (1 minggu 1 buku).

 

E.    Dokumentasi Proses Dan Hasil Pelaksanaan.

PGP-Angk2-Kabupaten Brebes-Ali Usman-1.3-Aksi Nyata

(Visi Guru Penggerak)

 

Mewujudkan Kepemimpinan Murid

 

AKSI NYATA

 

Menerapkan Diskusi Kelompok

Dalam Rangka Mewujudkan Kepemimpinan Murid

 

A.    Latar Belakang.

Guru penggerak merupakan aset bagi sebuah satuan pendidikan yang didiaminya. Sebagai aset, seorang guru penggerak diharapkan mampun memberikan perubahan bagi sekolah dan warga sekolah yang bernaung di dalamnya. Untuk itu, perlu penajaman peran guru penggerak melalui serangkaian kegiatan yang memberi pengalaman positif, baik bagi kepala sekolah, rekan sejawat, murid, maupun bagi guru penggerak bersangkutan.

Murid merupakan bahasan yang utama dalam sebuah proses pendidikan. Karena murid menjadi pertimbangan dasar dari perbagai kebijakan yang menyangkut pendidikan. Termasuk didalamnya adalah efektivitas pengelolaan kegiatan pembelajaran di kelas. Pemilihan buku yang memuat konten materi, baik yang utama maupun pendamping. Pemilihan teknik dan metodologi mengajar. Serta bagaimana membangun hubungan guru dan murid ketika di kelas saat pembelajaran luring, maupun pembelajaran jarak jauh (daring) juga mempertimbangkan murid.

Pada masa pandemi seperti saat ini, berbagai macam teknik dan metodologi pembelajaran patut untuk diujicobakan ke murid. Di SDN Rengaspendawa 02 tidak secara total menerapkan pembelajaran daring. Kebijakan yang diambil adalah kombinasi antara luring dan daring. Sehingga guru dapat lebih fleksibel dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan.  

 

B.    Deskripsi Aksi Nyata.

Terdapat lima peran guru penggerak, yaitu menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, mewujudkan kepemimpinan murid. Diantara peran-peran tersebut hanya satu yang berhubungan langsung dengan murid, yaitu mewujudkan kepemimpinan murid. Peran inilah yang saya pilih dalam melakukan aksi nyata di sekolah.

Kegiatan yang saya lakukan dalam hal ini adalah memberikan tugas kepada murid untuk melakukan diskusi kelompok. Murid dibagi menjadi beberapa kelompok. Dan setiap kelompok mengerjakan tugas yang sama, yaitu tema “Kasih Sayang”. Setiap kelompok disilakan untuk menentukan sendiri ketua kelompok masing-masing. Ketua kelompok berkewajiban memimpin jalannya diskusi, dengan cara membacakan pertanyaan-pertanyaan yang ada di lembar kerja siswa. Sementara anggota kelompok yang lain memberi komentar atau jawaban atas pertanyaan tersebut.

Setelah selesai masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Sementara itu kelompok lain menanggapinya. Setelah itu saya memberikan tanggapan dan refleksi atas proses pembelajaran hari itu. 

 

C.    Hasil dari Aksi Nyata.

Pada kegiatan aksi nyata ini, kegiatan tersebut diatas dapat berjalan dengan baik. Tentu saja sesusai dengan tingkat dan masanya. Diskusi kelompok pada prosesnya memberikan pembelajaran pada anak untuk dapat memimpin proses yang berlangsung. Memimpin diskusi bagi ketua kelompok. Dan memimpin dirinya untuk berperan aktif bagi anggota kelompok.

 

D.   Pembelajaran Dan Rencana Perbaikan.

Diskusi kelompok untuk anak sekolah dasar memerlukan bimbingan dari guru. Jadi, dalam prosesnya, seorang guru tidak dapat membiarkan proses diskusi berjalan secara mandiri, tetapi membutuhkan arahan berupa pernyataan-pernyataan stimulan yang dapat dipahami oleh murid. Sehingga jalannya diskusi sesuai dengan alur yang dibuat oleh guru.

Dalam menyampaikan hasil diskusi, setiap kelompok hanya membacakanya saja sesuai dengan yang tercatat di lembar tugas. Sehingga perlu peran guru untuk menggali lebih jauh dari penyampaian hasil kelompok dengan memberi pertanyaan lanjutan maupun dengan cara lainnya. 

 

E.    Dokumentasi Proses Dan Hasil Pelaksanaan


PGP-Angk2-Kabupaten Brebes-Ali Usman-1.2-Aksi Nyata

(Nilai Dan Peran Guru Penggerak)