Sabtu, 24 Juli 2021

Membangun Budaya Positif Melalui Kegiatan Literasi

 

A.    Latar belakang. 

Budaya positif merupakan sebuah keadaan yang terus menerus dan konsisten yang bernilai baik dan positif. Budaya positif dapat ditampakkan pada keseharian murid, guru, seluruh warga sekolah yang sepakat dengan aturan-aturan maupun nilai-nilai yang hendak dikembangkan. Hal itu dapat dimulai dari yang terkecil, yaitu kesepakatan kelas.

Kesepakatan kelas menjadi hal yang penting untuk dimulai lebih dulu, karena hal ini berhubungan langsung dengan murid. Di sekolah murid akan seperti apa dan bagaimana itu tergantung dari kali pertama murid membuat kesepakatan di kelas bersama gurunya. Kesepakatan kelas dibuat untuk mangakomodasi kepentingan dan kebutuhan belajar murid, yang mampu memproyeksikan sebuah gambaran ideal dari kegiatan belajar yang dilaksanakan.

Salah satu butir kesepakatan kelas yang disusun bersama murid SD Negeri Rengaspendawa 02 adalah adanya kegiatan literasi sekolah. Literasi sekolah merupakan sebuah kebutuhan yang dapat menjadi budaya yang positif bagi murid sekolah, terlebih sekolah dasar. Literasi menjadi hal yang penting karena menjadi pintu bagi masuknya ilmu dan pengetahuan apapun. Dengan begitu murid terbiasa bersentuhan langsung dengan sumber ilmu.

Sebelum pandemi covid-19 kegiatan literasi di SD Negeri Rengaspendawa 02 berpusat di perpustakaan sekolah. Sedangkan pada saat pandemi saat sekarang ini, kegiatan literasi tidak dapat sepenuhnya dilaksanakan di sekolah. Sehingga perlu kreativitas guru dalam merealisasikannya. Kreativitas tersebut dituangkan dalam aksi nyata calon guru penggerak seperti yang terurai pada artikel ini.

 

B.    Deskripsi Aksi Nyata.

Kegiatan literasi sekolah sebagai bagian dari kesepakatan kelas dalam membangun budaya positif murid SD Negeri Rengaspendawa 02 dilaksanakan di rumah murid bersama dengan orang tua murid. Ada dua opsi dalam pelaksanaannya, yaitu membaca buku yang diperoleh dari meminjam buku di perpustakaan sekolah dan membaca buku yang sumbernya dari internet berupa e-book, pdf, dan sebagainya.

Untuk kegiatan literasi dengan opsi pertama, guru terlebih dahulu membuat jadwal kunjungan perpustakaan dan dishare di WA group. Kunjungan ke perpustakaan dilakukan dengan tujuan hanya untuk meminjam dan atau mengembalikan buku perpustakaan. Sedangkan untuk aktivitas membaca bukunya dilakukan di rumah dan dapat dilakukan setiap saat.

Sedangkan untuk opsi yang kedua, guru memberikan keleluasaan kepada murid untuk mengakses sumber bacaan melalui internet. Meskipun demikian, untuk mempermudah murid dalam mencari sumber bacaan, guru membagikan beberapa link kepada murid melalui WA group. Selanjutnya murid diminta untuk mengakses link tersebut, memilih sumber bacaan yang disukainya, dan mengunduhnya.

Sebagai produk dari kegiatan tersebut, murid diminta untuk membuat resume dan atau menceritakan kembali secara lisan atas buku yang dibacanya. Produk dari keduanya difoto/direkam lalu dishare di WA group sebagai bukti melaksanakan kegiatan.

 

C.    Hasil dari Aksi Nyata.

Produk dari aksi nyata terkait dengan kegiatan literasi ini adalah adanya jadwal kunjungan perpustakaan dengan ketentuan satu hari satu kelas. Hari Senin untuk kelas 1, Selasa untuk kelas 2, Rabu untuk kelas 3, Kamis untuk kelas 4, Jumat untuk kelas 5, dan Sabtu untuk kelas 6. Kunjungan tersebut hanya untuk keperluan mengembalikan dan atau meminjam buku saja.

Program Wajib Baca Satu Minggu Satu Buku menjadi tindak lanjut dari penjadwalan diatas. Setiap murid berkewajiban membaca buku, baik buku perpustakaan maupun berupa buku digital yang didapat melalui internet.

Dari pengalaman yang dilaksanakan sebagaimana tersebut diatas, kegiatan literasi memiliki banyak manfaat yang dihasilkan. Beberapa diantaranya yang sangat mendasar adalah dapat meningkatkan kemampuan murid dalam membaca dan menulis, utamanya adalah untuk anak kelas bawah, yaitu yang berada di kelas 1, 2, dan 3 Sekolah Dasar. Sedangkan untuk kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6), kegiatan literasi dapat memperkaya kosa kata dan menambah wawasan.


D.   Pembelajaran yang didapat.

Jadwal kunjungan ke perpustakaan tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan oleh murid. Hal ini dipengaruhi oleh tidak adanya kewajiban anak berangkat ke sekolah pada masa pandemi covid-19. Di samping itu juga, masih banyak murid yang belum dapat menggunakan handphone untuk internet pada fungsi jelajah dan unduh. 

Oleh karena itu, sebagai rencana perbaikan kedepan terkait dengan minimnya pengetahuan murid tentang internet, saya akan lebih banyak membagikan e-book dalam bentuk file pdf. Sehingga murid tinggal buka filenya dan baca. Murid yang tidak dapat ke perpustakaan pun dapat dengan mudah mengaksesnya dari rumah melalui handpone.

Hal ini penting dilakukan, karena kegiatan literasi bagi murid mutlak diperlukan. Murid tidak cukup belajar hanya dengan guru. Tetapi murid juga perlu belajar secara mandiri untuk meningkatkan kemampuannya, yang diantaranya adalah melalui kegiatan (budaya) membaca/literasi.

 

E.    Dokumentasi proses dan hasil.

Gambar 1

Bersama dengan murid menyusun Kesepakatan Kelas

Gambar 2

Kegiatan Literasi di rumah (membaca buku dan meringkas isi bacaan)

sebagai bentuk pelaksanaan Kesepakatan Kelas dalam Membangun Budaya Positif

Jumat, 02 Juli 2021

Menggiatkan Literasi Terbimbing

 

AKSI NYATA

 

Menggiatkan Literasi Terbimbing

Di Masa Pandemi

 

A.    Latar belakang.

Kegiatan literasi merupakan kegiatan yang sejalan dengan gerak laju pendidikan sekolah. Bahkan kegiatan literasi sudah seharusnya membudaya di kalangan guru dan murid. Pemerintah melalui kemendikbud telah melakukan terobosan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajar sepanjang hayat, dengan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah di Masa Pandemi Covid-19.

Salah satu tujuan gerakan literasi sekolah adalah untuk menumbuhkan minat dan keterampilan baca pada murid serta diharapkan mampu memperkuat pertumbuhan budi pekerti. Dengan seringnya membaca, seorang murid akan terbiasa mengenal nilai-nilai yang terkandung dalam bacaan, untuk selanjutnya dapat mempengaruhi karakter murid.

Program besar dari kegiatan literasi ini adalah memaksimalkan keberadaan perpustakaan sekolah sebagai aset terbesar dalam menyumbangkan budaya literasi di sekolah. Namun, sehubungan dengan masa pandemi, maka kegiatan literasi ini menyasar pada aktivitas literasi murid di rumah melalui bimbingan dan peran serta orang tua.

Kegiatan literasi sangat penting bagi murid sekolah, apalagi sekolah dasar. Dengan kompetensi literasi, mereka akan mampu mengusai ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan nilai-nilai kearifan lokal dan global. Maka dari itu, walaupun anak-anak belajar dari rumah, literasi harus tetap digiatkan.

 

B.    Deskripsi Aksi Nyata.

Guru memberikan tugas kepada murid melalui WhatsApp. Tugas yang diberikan berupa membaca buku yang ditentukan oleh guru. Tahapan yang dilakukan murid adalah: 1) Murid membaca teks bacaan pada buku cetak. 2) Murid menyalin (menuliskan kembali) atau meresume teks bacaan tadi ke dalam buku tulis. 3) Setelah selesai ditulis, murid membacakannya kembali dari yang ditulisnya di buku tulis.

Ketiga tahapan literasi ini memberikan penguatan ingatan pada murid atas materi yang dibacanya. Karena dilakukan secara berulang dengan konten yang sama.

 

C.    Hasil Dari Aksi Nyata Yang Dilakukan.

Pemberian tugas literasi oleh guru melalui WA dapat direspon positif oleh orang tua murid. Orang tua murid memberian pendampingan kepada putra-putrinya dalam kegiatan literasi di rumahnya.

Sebagai umpan balik, setelah kegiatan literasi selesai, orang tua/murid mengirimkan dokumentasi kegiatan kepada guru yang memberi tugas.

  

D.   Pembelajaran dan Rencana Perbaikan.

Kegiatan literasi bagaimana pun teknisnya dapat memberi manfaat pada murid. Kegiatan literasi yang dilakukan di masa pandemi ini membuka jalan bagi paradigma pendidikan sepanjang hayat. Belajar dapat dilakukan kapan pun, dimana pun, dengan siapa pun.

Untuk program literasi kedepan, saya merencanakan untuk memaksimalkan peran perpustakaan sekolah. Sehingga keberadaan perpustakaan sekolah benar-benar menjadi kekuatan sekolah dalam memberikan perubahan pada ketercapaian belajar murid di sekolah.

Beberapa hal yang akan dilakukan ke depan adalah:

1) Membuat jadwal pengunjung perpustakaan.

2) Membuat pojok baca.

3) Mencanangkan program wajib baca (1 minggu 1 buku).

 

E.    Dokumentasi Proses Dan Hasil Pelaksanaan.

PGP-Angk2-Kabupaten Brebes-Ali Usman-1.3-Aksi Nyata

(Visi Guru Penggerak)

 

Mewujudkan Kepemimpinan Murid

 

AKSI NYATA

 

Menerapkan Diskusi Kelompok

Dalam Rangka Mewujudkan Kepemimpinan Murid

 

A.    Latar Belakang.

Guru penggerak merupakan aset bagi sebuah satuan pendidikan yang didiaminya. Sebagai aset, seorang guru penggerak diharapkan mampun memberikan perubahan bagi sekolah dan warga sekolah yang bernaung di dalamnya. Untuk itu, perlu penajaman peran guru penggerak melalui serangkaian kegiatan yang memberi pengalaman positif, baik bagi kepala sekolah, rekan sejawat, murid, maupun bagi guru penggerak bersangkutan.

Murid merupakan bahasan yang utama dalam sebuah proses pendidikan. Karena murid menjadi pertimbangan dasar dari perbagai kebijakan yang menyangkut pendidikan. Termasuk didalamnya adalah efektivitas pengelolaan kegiatan pembelajaran di kelas. Pemilihan buku yang memuat konten materi, baik yang utama maupun pendamping. Pemilihan teknik dan metodologi mengajar. Serta bagaimana membangun hubungan guru dan murid ketika di kelas saat pembelajaran luring, maupun pembelajaran jarak jauh (daring) juga mempertimbangkan murid.

Pada masa pandemi seperti saat ini, berbagai macam teknik dan metodologi pembelajaran patut untuk diujicobakan ke murid. Di SDN Rengaspendawa 02 tidak secara total menerapkan pembelajaran daring. Kebijakan yang diambil adalah kombinasi antara luring dan daring. Sehingga guru dapat lebih fleksibel dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan.  

 

B.    Deskripsi Aksi Nyata.

Terdapat lima peran guru penggerak, yaitu menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, mewujudkan kepemimpinan murid. Diantara peran-peran tersebut hanya satu yang berhubungan langsung dengan murid, yaitu mewujudkan kepemimpinan murid. Peran inilah yang saya pilih dalam melakukan aksi nyata di sekolah.

Kegiatan yang saya lakukan dalam hal ini adalah memberikan tugas kepada murid untuk melakukan diskusi kelompok. Murid dibagi menjadi beberapa kelompok. Dan setiap kelompok mengerjakan tugas yang sama, yaitu tema “Kasih Sayang”. Setiap kelompok disilakan untuk menentukan sendiri ketua kelompok masing-masing. Ketua kelompok berkewajiban memimpin jalannya diskusi, dengan cara membacakan pertanyaan-pertanyaan yang ada di lembar kerja siswa. Sementara anggota kelompok yang lain memberi komentar atau jawaban atas pertanyaan tersebut.

Setelah selesai masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Sementara itu kelompok lain menanggapinya. Setelah itu saya memberikan tanggapan dan refleksi atas proses pembelajaran hari itu. 

 

C.    Hasil dari Aksi Nyata.

Pada kegiatan aksi nyata ini, kegiatan tersebut diatas dapat berjalan dengan baik. Tentu saja sesusai dengan tingkat dan masanya. Diskusi kelompok pada prosesnya memberikan pembelajaran pada anak untuk dapat memimpin proses yang berlangsung. Memimpin diskusi bagi ketua kelompok. Dan memimpin dirinya untuk berperan aktif bagi anggota kelompok.

 

D.   Pembelajaran Dan Rencana Perbaikan.

Diskusi kelompok untuk anak sekolah dasar memerlukan bimbingan dari guru. Jadi, dalam prosesnya, seorang guru tidak dapat membiarkan proses diskusi berjalan secara mandiri, tetapi membutuhkan arahan berupa pernyataan-pernyataan stimulan yang dapat dipahami oleh murid. Sehingga jalannya diskusi sesuai dengan alur yang dibuat oleh guru.

Dalam menyampaikan hasil diskusi, setiap kelompok hanya membacakanya saja sesuai dengan yang tercatat di lembar tugas. Sehingga perlu peran guru untuk menggali lebih jauh dari penyampaian hasil kelompok dengan memberi pertanyaan lanjutan maupun dengan cara lainnya. 

 

E.    Dokumentasi Proses Dan Hasil Pelaksanaan


PGP-Angk2-Kabupaten Brebes-Ali Usman-1.2-Aksi Nyata

(Nilai Dan Peran Guru Penggerak)